Tersebutlah kisah, apabila seorang Tok Batin di Bukit Iban telah membeli sebuah motosikal terpakai. Seperti biasa motorsikal terpakai tidak mempunyai mud-guard, side-mirror malah plate nombor.
Suatu hari Tok Batin ingin pergi ke Pekan. Dengan semangat yang berkobar-kobar Tok Batin mengunggang motor kapcainya melalui denai yang berbengkang-bengkok. Tiba di pertengahan jalan dia ditahan oleh seorang anak buahnya.
"Tok, tumpang ke Pekan?!"" Boleh, naik di belakang" jawab Tok Batin sambil menunjuk ke belakang.
Sampai di suatu tempat , ada seorang anak buahnya lagi menahan Tok Batin.
"Tok, boleh tumpang? Kite nak ke Pekan ni.."
"Apa salahnye, naiklah di belakang" Tok Batin mengarah.
Tak lama selepas tu, motosikal pun sampailah ke jalan besar. Ada le kira-kira 5 kilometer lagi baru sampai ke Pekan. Tok Batin pun memecut motosikalnya dengan membawa dua orang anak buahnya itu di belakang.
Hembusan angin yang meniup tiga biji kepala tanpa topi keledar itu membuatkan perjalanan mereka sangat mengasyikkan. Tiba di kilometer 2, sekatan jalanraya sedang diadakan. Seorang polis trafik menghulur tangan menahan mereka.
Tok Batin dengan muka selamba dan tak peduli terus saja memecut motosikalnya dengan bertambah laju melepasi sekatan tersebut. Melihat kesalahan yang dilakukan oleh Tok Batin, polis trafik terus mengejarnya dan dapat memintas. Tok Batin dengan serta merta membrek motosikalnya.
"Oii, ape ni! Nak bunuh orang ke?! Berhenti depan kita macam ni! Tengok belakang kita ade dua orang anak buah kita. Kamu takpa la pakai topi keras, yang kita ni kepala togel, kalau jatuh tak ke kita mati?!" marah Tok Batin.
"Pak Cik, kenapa saya tahan Pak Cik tak berhenti tadi?" tanya polis trafik tu.
Lantas Tok Batin menjawab "Oi, tak ade otak ke? Tak nampak Belakang motor kita dah penuh dua orang, mana boleh tumpang lagi!!"
This entry was posted
on Sunday, August 10, 2008
at 12:01 PM
and is filed under
Jenaka
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.
Categories
Penaja
About Me
Archives
-
▼
2008
(60)
-
▼
August
(40)
- Jangan biarkan penyelidikan sastera terpinggir
- Jenaka Pendek (Kisah 6)
- Gara- gara cinta
- Cerdiknya Pak Pandir!
- Sedarkah engkau wahai mahasiswa
- Jenaka Pendek (Kisah 5)
- Kuda raja
- Jenaka Pendek (Kisah 4)
- Pemilik Pisau Lipat
- RTM Harus Angkat Karya Sastera
- Cinta Si Buta
- Mendedahkan Didaktisme Dalam Puisi
- Pemotong Kayu Yang Jujur
- Pengarang Malaysia Perlu Berjiwa Besar
- PENJAJAH BANGSAT...!!!
- Jenaka Pendek (Kisah 3)
- Usaha Memartabatkan Seni Sastera Harus Berterusan
- BEBASKAH ENGKAU..???
- TAK MAHU MENANTU!!!
- Sastera Bawa Budaya
- INSAN SOLEH
- Jenaka Pendek (Kisah 2)
- AKU... DITINGGALKAN KEKASIH PUJAAN
- Tok Batin dan Polis Trafik
- Blogger, Penulis-penulis Yang Gagal?
- Sekeping Kertas Putih
- Jenaka Pendek (Kisah 1)
- Sekeping Tikar Tua
- Kisah Pak Pandir Moden
- SAUDAGAR BESAR DARI SUNGAI SUSU
- Sepi Seorang Insan
- Mutiara di Kaki Bukit
- Cerita Tentang Cinta
- Mengenang Nasib Bangsa Melalui Puisi
- Nilai Motivasi Dalam Puisi
- ORANG MINYAK
- IMPIAN HANYA TINGGAL KENANGAN
- SAKITNYA CINTA..!!!
- FILEM ANAK HALAL
- Dilema Cinta dan Kasih
-
▼
August
(40)