Seperti biasa Pak Pandir hendak pergi memotong getah. Mak Andeh akan menyediakan peralatan Pak Pandir. Pak Pandir pun pergilah nak memotong getah.
“Hati-hati ya bang semasa tepi jalan besar tu nanti!” pesan Mak Andeh.
Pak Pandir akan berjalan kaki melalui sebuah jalanraya untuk sampai di kebun getahnya. Semasa Pak Pandir berjalan di tepi jalanraya besar tersebut, ada sebuah papan tanda yang baru dipasang betul-betul di depan kebunnya. Selepas dia membaca papan tanda tersebut, dia pun pulang hampa.
Mak Andeh heran Pak Pandir pulang semula ke rumah lalu bertanya, “Kenapa Bang?”
Pak Pandir pun menjawab, “Sejak bila la kerajaan tak bagi kita memotong getah. Diletaknya papan tanda besar di tepi jalan depan kebun kita tu papan tanda ‘DILARANG MEMOTONG’.”
This entry was posted
on Monday, September 29, 2008
at 12:01 AM
and is filed under
Jenaka
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.
Categories
Penaja
About Me
Archives
-
▼
2008
(60)
-
▼
September
(16)
- PAK PANDIR KE KEBUN
- KONFLIK SUAMI DAN ISTERI
- Kekayaan karya mesti dipertingkat
- Makna politik bagi seorang kanak-kanak
- Meniru punya pasal..
- Jenaka Pendek (Kisah 11)
- Wajah misteri
- Jenaka Pendek (Kisah 10)
- Sejarah silamku
- Jenaka Pendek (Kisah 9)
- Persahabatan yang agung
- Jenaka Pendek (Kisah 8)
- Aku….si pencari
- S. Othman dan sastera Islam
- Jenaka Pendek (Kisah 7)
- Penulis muda perlu berusaha asah bakat
-
▼
September
(16)