Seorang murid sekolah rendah mendapat kerja rumah dari gurunya untuk menerangkan erti “politik”. Kerana belum memahaminya, ia kemudian bertanya kepada ayahnya apa erti “politik” itu. Ayahnya mahukan anaknya dapat berfikir secara kreatif memberikan penjelasan, “Baiklah nak, ayah akan cuba menjelaskan dengan contoh, ayahmu adalah orang yang bekerja untuk menanggung keluarga, jadi kita sebut ayah adalah Investor. Ibumu adalah pengatur kewangan, jadi kita menyebutnya Pemerintah. Kami di sini memperhatikan keperluan mu, jadi kita anggap kamu sebagai Rakyat. Orang gaji, kita memasukkan dia ke dalam Kelas Pekerja. Dan adikmu yang masih bayi, kita anggapnya sebagai Masa Depan. Sekarang, fikirkan hal itu dan kita lihat apakah penjelasan ayah ini boleh kamu fahami”. Si anak, kemudian pergi ke tempat tidur sambil memikirkan apa yang dikatakan ayahnya. Pada tengah malam, anak itu terbangun kerana mendengar adiknya menangis. Ia melihat bahawa adiknya kencing di tilam. Si anak lalu menuju ke bilik tidur orang tuanya dan mendapati ibunya sedang tidur nyenyak. Karena tidak ingin membangunkannya, ia pergi ke bilik orang gaji. Pintu terkunci, ia mengintai melalui lubang kunci dan melihat ayahnya berada di tempat tidur bersama orang gajinya. Akhirnya ia kecewa dan kembali ke tempat tidur, sambil berkata dalam hati bahawa ia sudah mengerti erti “politik”. Pagi harinya, sebelum berangkat ke sekolah, ia mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dan menulis pada buku tugasnya sebagai berikut : “Politik adalah hal dimana para Investor meniduri Kelas Pekerja, Pemerintah tertidur lelap, Rakyat diabaikan dan Masa Depan berada dalam keadaan yang menyedihkan”.
This entry was posted
on Saturday, September 20, 2008
at 12:01 AM
and is filed under
Jenaka
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.
Categories
Penaja
About Me
Archives
-
▼
2008
(60)
-
▼
September
(16)
- PAK PANDIR KE KEBUN
- KONFLIK SUAMI DAN ISTERI
- Kekayaan karya mesti dipertingkat
- Makna politik bagi seorang kanak-kanak
- Meniru punya pasal..
- Jenaka Pendek (Kisah 11)
- Wajah misteri
- Jenaka Pendek (Kisah 10)
- Sejarah silamku
- Jenaka Pendek (Kisah 9)
- Persahabatan yang agung
- Jenaka Pendek (Kisah 8)
- Aku….si pencari
- S. Othman dan sastera Islam
- Jenaka Pendek (Kisah 7)
- Penulis muda perlu berusaha asah bakat
-
▼
September
(16)